IMG-LOGO
Home Advertorial DPRD Kaltim Desak Audit Menyeluruh Sistem Keselamatan Wisata Bahari Usai WNA Tewas di Kakaban
advertorial | umum

DPRD Kaltim Desak Audit Menyeluruh Sistem Keselamatan Wisata Bahari Usai WNA Tewas di Kakaban

oleh VNS - 04 Mei 2025 15:44 WITA
IMG
DIWAWANCARAI - Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah. foto: Istimewa

POLITIKAL.ID - Insiden meninggalnya Warga Negara Asing (WNA) bernama Zhang Xiao Han (30) di perairan Pulau Kakaban, Kabupaten Berau, menggugah perhatian DPRD Kalimantan Timur terhadap minimnya perlindungan keselamatan di destinasi wisata bahari.

Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, menegaskan perlunya peningkatan sistem keamanan dan mitigasi risiko di lokasi-lokasi wisata air, termasuk pengawasan ketat dan penerapan protokol keselamatan yang terukur.

“Wisata perairan seperti Kakaban bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga zona rawan yang perlu pengawasan dan protokol keselamatan ketat,” tegas Agusriansyah dalam sebuah forum diskusi di Convention Hall Sempaja, Sabtu (3/5/2025).

Zhang dilaporkan tenggelam saat menyelam bersama rombongan di titik penyelaman Kelapa Dua, Jumat pagi (2/5). Ia sempat mencoba mengambil kembali kameranya yang terjatuh ke laut, namun tidak muncul ke permukaan. Tim SAR gabungan yang melakukan pencarian intensif akhirnya menemukan tubuhnya dalam kondisi meninggal dunia di kedalaman 87 meter pada Sabtu sore.

Melihat peristiwa tragis ini, Agusriansyah menilai bahwa kejadian tersebut harus dijadikan alarm peringatan bagi pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan pengelola wisata agar tidak hanya menjual keindahan alam, tapi juga memastikan keselamatan pengunjung.

Menurut legislator PKS itu, insiden ini menjadi alasan kuat untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap sistem pengelolaan wisata bahari di seluruh wilayah Kaltim. Ia mendorong agar Pemprov Kaltim dan Pemkab Berau mengalokasikan anggaran khusus untuk pelatihan profesional, penyediaan alat keselamatan, serta peningkatan prosedur evakuasi dan mitigasi risiko.

“Kita terlalu sibuk dengan branding destinasi, lupa bahwa nyawa pengunjung adalah harga mati. Tidak boleh ada kompromi dalam urusan keselamatan,” tegasnya.

Ia juga mendesak penyusunan roadmap mitigasi risiko sebagai syarat utama kelayakan destinasi wisata, termasuk penerapan SOP darurat yang bisa dijalankan setiap saat oleh tim pengelola di lapangan.


Agusriansyah berharap seluruh pemangku kepentingan pariwisata dapat menjadikan insiden ini sebagai pelajaran berharga. Ia menekankan bahwa nama baik pariwisata Kaltim tidak boleh ternodai oleh kelalaian dalam pengelolaan.

“Jangan sampai Kaltim dikenal hanya karena alamnya yang indah, tetapi juga karena abainya kita terhadap nyawa pengunjung. Ini harus jadi titik balik,” pungkasnya.

(Adv)