POLITIKAL.ID – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menanggapi imbauan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar para pejabat tidak melakukan flexing atau pamer kemewahan di ruang publik.
Andi Harun mengatakan bahwa sikap flexing hanya memperlebar jarak antara pejabat dengan masyarakat.
“Flexing itu adalah bentuk validasi diri melalui aksesoris-aksesoris mewah bagi rakyat, itu tidak ada faedahnya yang dibutuhkan masyarakat adalah manfaat nyata, bukan tontonan kemewahan,” tegas Andi Harun.
Andi Harun menilai, jika pemimpin menampilkan gaya hidup jauh dari keseharian rakyat, hal itu berpotensi melemahkan dukungan publik kondisi ini justru dapat menjadi penghambat jalannya pemerintahan maupun pembangunan.
“Kalau secara sosial maupun psikologis pejabat terlalu berjarak, maka akan sangat sulit mendapatkan dukungan masyarakat,” tuturnya.
Orang nomor satu di Pemkot Samarinda ini juga mengingatkan bahwa dalih kekayaan berasal dari kerja pribadi, bukan uang negara tidak serta merta membenarkan perilaku pamer. Sebab, masyarakat tetap menilai dari logika dan perasaan mereka.
“Jangan bikin masyarakat berjarak dengan kita. Kalau ingin menunjukkan kesetaraan maka tampil sederhana adalah cara terbaik,” ujarnya.
Ia menegaskan, pejabat seharusnya mampu menampilkan kedekatan, bukan kesenjangan.
“Kalau memang punya harta, simpan saja di rumah nikmati secara pribadi. Selama menjadi pemimpin, jauh lebih baik menunjukkan sikap sederhana daripada sekadar aksesoris yang menajamkan jarak,” pungkasnya.
(*)
 Widiyanti Putri Wardhana.jpg)