IMG-LOGO
Home Internasional Minim Respons untuk Warga Sendiri, Pemerintah Swedia Dikritik Terkait Penahanan Greta Thunberg oleh Israel
internasional | umum

Minim Respons untuk Warga Sendiri, Pemerintah Swedia Dikritik Terkait Penahanan Greta Thunberg oleh Israel

oleh VNS - 09 Juni 2025 15:37 WITA
IMG
Greta Thunberg berbicara dalam sebuah konferensi pers untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan pada 1 Juni 2025 di Catania, Italia. (Istimewa)

POLITIKAL.ID - Penahanan aktivis lingkungan dunia Greta Thunberg oleh militer Israel di perairan internasional memicu gelombang kritik tajam terhadap pemerintah Swedia.

Bukan hanya karena perlakuan terhadap salah satu warganya, tetapi juga karena sikap diam dan lambannya dalam merespons dugaan pelanggaran hukum internasional oleh Israel.

Greta Thunberg dan sejumlah aktivis kemanusiaan lainnya berada di atas kapal Madleen, yang membawa bantuan pokok untuk warga Gaza. Kapal tersebut dicegat dan ditahan oleh militer Israel di Laut Mediterania saat hendak menembus blokade Gaza.

“Pemerintah kita terlalu lemah dan cenderung pasif. Ini bukan sekadar tentang politik, tapi tentang warganya yang ditahan secara tidak sah di laut bebas,” kata Andrew Arendt Wegerif, aktivis Ship to Gaza Sweden, kepada Al Jazeera, Senin (9/6/2024).

Wegerif menuduh pemerintah Swedia dan negara-negara Barat lainnya gagal membela prinsip-prinsip hukum internasional. Ia juga menekankan bahwa insiden ini merupakan bentuk nyata dari pelanggaran kedaulatan sipil dan hak asasi manusia.

"Israel lagi-lagi menyerang kapal sipil di perairan internasional. Ini adalah tindakan ilegal, dan respons kita terlalu diam," ujarnya.

Ia mendesak Stockholm agar segera menyuarakan pembelaan terhadap Greta Thunberg, seorang warga negara Swedia yang telah lama dikenal dunia karena konsistensinya dalam memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan.

Sementara itu, Thunberg sendiri menyebut penahanannya sebagai “bentuk penculikan”, dan menyayangkan bahwa misinya membawa bantuan kemanusiaan justru dihadang kekuatan militer.

Hingga laporan ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Swedia terkait tindakan Israel maupun langkah yang akan mereka tempuh untuk melindungi warganya.

Menurut Wegerif, pelayaran kapal Madleen bukan hanya soal logistik bantuan, tapi juga simbol perlawanan sipil atas ketidakadilan yang terus berlangsung di Gaza.

“Jika pemerintah tak bisa bertindak, maka masyarakat sipil harus mengambil peran. Ini bukan hanya solidaritas, tapi keharusan moral,” pungkasnya.

(Redaksi)