IMG-LOGO
Home Nasional Pemerintah Hadapi Tarif Impor AS, Pilih Jalur Negosiasi dan Diplomasi
nasional | umum

Pemerintah Hadapi Tarif Impor AS, Pilih Jalur Negosiasi dan Diplomasi

oleh Hasa - 07 April 2025 06:11 WITA
IMG
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

POLITIKAL.ID - Pemerintah Indonesia akan merespon kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32 persen untuk barang dari Indonesia yang masuk ke AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah Indonesia akan menempuh jalur negosiasi dan diplomasi untuk menghadapi kebijakan tarif impor Trump.

Airlangga mengatakan langkah tersebut diambil dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang hubungan perdagangan bilateral, serta untuk menjaga iklim investasi dan stabilitas ekonomi nasional.

"Kita dikenakan waktu yang sangat singkat, yaitu 9 April, diminta untuk merespons. Indonesia menyiapkan rencana aksi dengan memperhatikan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat," ujar Airlangga dikutip dari CNBC, Senin (7/4/2024).

Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah  juga memperhatikan potensi dampak kebijakan tarif terhadap industri apparel dan alas kaki yang dinilai rentan terhadap fluktuasi pasar global, sehingga Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan dukungan melalui berbagai insentif yang tepat sasaran untuk menjaga daya saing dan keberlangsungan usaha.

Pemerintah mengatakan akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk asosiasi pelaku usaha untuk memastikan bahwa suara industri dalam negeri turut menjadi bagian dari proses perumusan strategi kebijakan.

Kajian dan perhitungan terus dilakukan secara mendalam terhadap implikasi fiskal dari berbagai langkah kebijakan yang tengah dipertimbangkan. Evaluasi tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal serta menjaga stabilitas APBN dalam jangka menengah dan panjang.

"Karena ini masih dinamis dan masih perlu working group untuk terus bekerja, Bapak Presiden minta kita bersurat sebelum tanggal 9 April 2025. Namun teknisnya, tim terus bekerja untuk melakukan dalam payung deregulasi sehingga ini merespons dan menindaklanjuti daripada Sidang Kabinet yang lalu di bulan Maret," jelasnya.

Tidak hanya merespons kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Pemerintah juga menyiapkan langkah strategis menyambut pembukaan pasar Eropa yang juga penting karena merupakan pasar terbesar kedua setelah China dan Amerika Serikat.

"Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar," pungkasnya.

(*)

Berita terkait