POLITIKAL.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus menunjukkan komitmennya dalam menata wajah kota menjadi lebih modern, nyaman, dan ramah masyarakat.
Salah satu langkah nyata yang sedang diwujudkan adalah pengembangan Teras Samarinda Tahap II yang berlokasi di kawasan Pelabuhan.
Mengusung konsep baru, pembangunan tahap kedua ini dipastikan akan tampil berbeda dari rencana awal.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan bahwa salah satu perubahan paling signifikan adalah penghapusan area parkir kendaraan dari kawasan pelabuhan.
“Semua parkirnya dialihkan ke gedung Pasar Pagi. Jadi, area pelabuhan nanti hanya untuk drop off tidak ada lagi parkir di dalam,” ucapnya.
Sebagai solusi, Pemkot menyiapkan halte bus di titik awal dan akhir perjalanan. Meski layanan bus kota belum berjalan, fasilitas halte tetap dibangun agar bisa terhubung dengan moda transportasi massal di masa mendatang.
“Kita ingin penumpang kapal yang turun langsung bisa mengakses transportasi umum halte disiapkan untuk integrasi, walaupun armadanya belum tersedia,” ungkapnya.
Meski begitu, ia menekankan bahwa desain saat ini masih dalam tahap penyempurnaan.
“Kita tidak ingin terburu-buru dipublikasikan karena masyarakat bisa menilai tidak konsisten semua konsep masih terbuka untuk revisi dan nanti dipaparkan ulang setelah matang,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyebutkan bahwa perubahan desain ini merupakan tindak lanjut dari hasil studi kelayakan transportasi. Menurutnya, langkah tersebut juga merupakan bentuk rekayasa sosial untuk mengubah kebiasaan masyarakat.
“Kami ingin menertibkan agar tidak ada kendaraan sembarangan parkir di sekitar pelabuhan. Dengan dialihkan ke Pasar Pagi, selain tertata, potensi pendapatan daerah dari sektor parkir juga meningkat. Pasar aktif pagi hingga sore, sementara teras justru ramai malam hari. Jadi fasilitas parkir bisa dimanfaatkan maksimal,” jelasnya.
Selain itu, jalur penyeberangan menuju Teras Samarinda II juga akan diperlebar sekitar lima meter dan dilengkapi pagar median jalan. Pemkot bahkan menyiapkan jalur khusus pejalan kaki agar pengunjung merasa aman dan nyaman.
Teras Samarinda II sendiri dirancang sebagai kelanjutan ruang terbuka publik Tepian Mahakam. Proyek ini diharapkan bukan hanya menjadi ikon baru, tetapi juga memperbaiki tata ruang kota dan mendorong penggunaan transportasi massal di Samarinda.
(*)