POLITIKAL.ID - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memberikan peringatan keras kepada kelompok Hamas, menyatakan bahwa mereka harus meletakkan senjata dan membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, atau menghadapi kehancuran total. Peringatan ini dilontarkan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan apa yang ia sebut sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas untuk segera membebaskan sandera.
Dalam pernyataan terpisah yang disampaikan melalui media sosial X pada Senin (8/9), Katz menegaskan bahwa kelompok yang selama hampir dua tahun ini terlibat dalam pertempuran sengit dengan militer Israel akan menghadapi kehancuran yang luar biasa jika tidak mematuhi tuntutan tersebut.
"Ini adalah peringatan terakhir bagi para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza dan di hotel-hotel mewah di luar negeri: Bebaskan para sandera dan letakkan senjata kalian -- atau Gaza akan dihancurkan dan kalian akan dimusnahkan," kata Katz dalam peringatan untuk Hamas.
Dalam pernyataannya, Katz juga mengatakan bahwa "badai dahsyat akan menghantam langit Kota Gaza dan atap-atap menara teror" jika Hamas tidak menyerah, tidak membebaskan sandera dan tidak meletakkan senjata mereka.
"IDF (Angkatan Bersenjata Israel-red) melanjutkan operasi sesuai rencana -- dan sedang bersiap untuk memperluas manuver guna mengalahkan Gaza secara telak," tegas sang Menhan Israel.
Sementara itu, Trump dalam "peringatan terakhir" yang disampaikannya pada Minggu (7/9) waktu setempat, mendesak Hamas untuk menyetujui kesepakatan pembebasan sandera dari Gaza. Trump mengatakan bahwa pihak Israel telah menerima persyaratan dalam kesepakatan tersebut.
"Israel telah menerima persyaratan saya. Sudah saatnya bagi Hamas untuk juga menerimanya," tulisnya dalam pernyataan via media sosial Truth Social.
"Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerimanya. Ini peringatan terakhir saya," tegas Trump.
Dalam pernyataan yang dirilis setelah peringatan Trump tersebut, Hamas mengatakan bahwa mereka siap untuk "segera duduk di meja perundingan" menyusul apa yang mereka sebut sebagai "beberapa gagasan dari pihak Amerika yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata".
"Gerakan Hamas menyambut baik setiap inisiatif yang mendukung upaya untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, dan menegaskan kesiapan untuk segera duduk di meja perundingan guna membahas pembebasan semua tahanan (sandera-red)," kata Hamas dalam pernyataannya.
Sebagai imbalannya, menurut pernyataan kelompok yang didukung Iran itu, Hamas menginginkan "deklarasi yang jelas tentang berakhirnya perang, penarikan sepenuhnya dari Jalur Gaza, dan pembentukan komite Palestina independen untuk mengelola Jalur Gaza, yang akan segera memulai tugasnya".
(*)