IMG-LOGO
Home Nasional WIFI Kuasai Frekuensi 1.4 GHz, Strategi Emiten Hashim Djojohadikusumo Hadirkan Internet Cepat dan Murah di Seluruh Indonesia
nasional | umum

WIFI Kuasai Frekuensi 1.4 GHz, Strategi Emiten Hashim Djojohadikusumo Hadirkan Internet Cepat dan Murah di Seluruh Indonesia

oleh VNS - 19 Oktober 2025 11:28 WITA
IMG
Emiten digital terafiliasi pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge, memenangkan lelang pita frekuensi 1.4 GHz BWA untuk Region 1. Foto:Ist

POLITIKAL.ID - Emiten digital terafiliasi pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI atau Surge), resmi memenangkan lelang pita frekuensi 1.4 GHz Broadband Wireless Access (BWA) untuk Region 1 yang mencakup Pulau Jawa, Papua, dan Maluku.


Dengan nilai penawaran mencapai Rp403,76 miliar, Surge berhak mengelola spektrum strategis tersebut untuk menghadirkan internet murah berkecepatan 100 Mbps ke jutaan rumah tangga di Indonesia.

Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menjelaskan bahwa wilayah Region 1 mewakili lebih dari 60 persen populasi Indonesia, sehingga penguasaan pita 1.4 GHz menjadi langkah strategis yang sangat bernilai. Dengan infrastruktur backbone fiber yang telah terbentang luas di Pulau Jawa, Surge bisa menekan biaya investasi per pelanggan secara signifikan.

“Ini adalah langkah strategis untuk memperluas konektivitas digital berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau, dari Jawa hingga Papua dan Maluku, dengan efisiensi maksimal,” ujar Yune Marketatmo dalam keterangan tertulis, Kamis (16/10/2025).

Dengan cakupan wilayah terluas dan populasi terbesar, pengelolaan spektrum ini diharapkan meningkatkan kontribusi WIFI terhadap pemerataan akses internet nasional serta memperkuat fondasi keuangan perusahaan melalui pertumbuhan pendapatan jaringan.

Manajemen WIFI menargetkan bahwa efisiensi biaya operasional dan investasi akan menjadi kunci untuk meningkatkan margin EBITDA grup secara berkelanjutan dalam 3-5 tahun ke depan. Menurut Yune, penggunaan frekuensi 1.4 GHz yang berada di rentang spektrum menengah memberi keuntungan teknis dan ekonomis karena jangkauannya lebih luas dan biaya pembangunan jaringan lebih rendah.

“Efisiensi biaya per pelanggan dan arus kas positif yang lebih cepat akan menjadi pondasi keuangan stabil untuk ekspansi nasional berikutnya,” lanjutnya.

Spektrum ini akan digunakan untuk mengembangkan layanan fixed wireless broadband dan konektivitas residensial berkecepatan tinggi, dua segmen yang menjadi tulang punggung pertumbuhan industri telekomunikasi masa depan. Selain menjangkau perumahan padat di Jawa, Surge juga menargetkan wilayah terpencil di Papua dan Maluku yang selama ini minim akses internet stabil.

Dalam strategi jangka menengahnya, WIFI tidak berjalan sendiri. Perusahaan berencana menggandeng seluruh Internet Service Provider (ISP) lokal yang beroperasi di Region 1 untuk berkolaborasi menggunakan infrastruktur frekuensi baru ini.

“Kami akan mengumumkan skema kerja sama komersial secara terbuka dalam waktu dekat. Kolaborasi ini penting agar layanan digital dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa membebani pelaku usaha kecil,” kata Yune.

Pendekatan tersebut dinilai sejalan dengan misi pemerintah meningkatkan pemerataan akses internet melalui program Indonesia Terkoneksi 2025. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha besar, dan ISP daerah, target 100 Mbps bagi seluruh rumah tangga Indonesia dianggap kian realistis.

Saat ini, WIFI telah memulai fase perencanaan teknis dan uji implementasi awal untuk pemanfaatan spektrum baru. Tahapan ini meliputi pemetaan lokasi prioritas, pembangunan menara transmisi mikro, serta integrasi dengan infrastruktur fiber yang telah ada.

Tahap pertama difokuskan di wilayah Pulau Jawa, sebelum diperluas ke Papua dan Maluku. Perusahaan menargetkan layanan komersial awal bisa mulai beroperasi pada paruh kedua tahun 2026.

Para analis menilai inisiatif WIFI ini akan mempercepat pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia timur yang selama ini masih tertinggal dari wilayah barat. Selain itu, penggunaan pita 1.4 GHz dinilai efisien untuk wilayah bertopografi berbukit seperti Papua.

Meski menang lelang, saham WIFI terkoreksi 12,23 persen ke level Rp3.300 pada perdagangan Rabu (15/10/2025). Namun secara tahunan (year to date), saham WIFI masih melesat 709,34 persen, menunjukkan minat investor yang kuat terhadap emiten digital ini.

Kapitalisasi pasar WIFI mencapai Rp17,52 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan digital menengah dengan pertumbuhan tercepat di Bursa Efek Indonesia. Penurunan jangka pendek diyakini hanya profit taking setelah kenaikan harga yang tajam sepanjang 2025.

“Frekuensi baru ini membuka potensi monetisasi jangka panjang. Begitu komersialisasi dimulai, WIFI akan bertransformasi dari penyedia infrastruktur menjadi penyedia layanan digital end-to-end,” kata Rama Putra, analis telekomunikasi dari PT Investindo Sekuritas.

Sebagai bagian dari grup usaha terafiliasi Hashim Djojohadikusumo, Surge selama ini dikenal aktif membangun ekosistem digital nasional melalui proyek fiber optik, layanan konten, dan iklan digital berbasis komunitas. Kemenangan lelang frekuensi ini memperluas cakupan bisnis mereka ke segmen ritel internet residensial dan layanan broadband massal.

Dengan strategi yang terarah dan kemampuan teknologi yang terintegrasi, WIFI diyakini akan menjadi salah satu pionir dalam mewujudkan internet murah dan cepat untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

“Kami tidak hanya bicara tentang bisnis, tapi tentang misi sosial membuka akses digital untuk semua,” tutup Yune Marketatmo.

(Redaksi)