POLITIKAL.ID – Pemerintah Kota Samarinda menunjukkan komitmennya untuk menjadikan RSUD Inche Abdoel Moeis menjadi rumah sakit ini bertaraf internasional.
Pembangunan infrastruktur RSUD Inche Abdoel Moeis melibatkan kerja sama antara Indonesia dan Australia dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan, rencana pembangunan RSUD IA Moeis telah menarik minat Perbankan.
Hal ini disampaikan Andi Harun usai bertemu dengan jajaran PT BPD Kaltimtara di Anjungan Karangmumus, Balai Kota Samarinda, Rabu (4/6/2025).
Fokus utama dalam pertemuan ini adalah ketertarikan BPD Kaltimtara untuk menjadi mitra utama dalam pembiayaan proyek senilai hampir Rp800 miliar tersebut.
"Bank Kaltimtara menyatakan minat yang sangat tinggi bahkan sanggup menjadi pendana tunggal untuk 70 persen nilai proyek yang berarti sekitar Rp500 miliar lebih. Ini bukan hal kecil ini menunjukkan kepercayaan lembaga keuangan terhadap potensi dan kredibilitas proyek ini," ungkapnya, pada Kamis (5/6/2025).
Menurut Andi Harun, posisi Pemkot kini bukan lagi sebagai pengambil keputusan utama, melainkan fasilitator antara pihak investor dan lembaga keuangan.
“Kita hanya memfasilitasi. Proyek ini sudah bukan lagi milik Samarinda semata tapi bagian dari kesepakatan dua kepala negara Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Australia,” jelasnya.
Proyek KPBU RSUD IA Moeis telah naik kelas menjadi bagian dari kerja sama internasional yang tercantum dalam blue book Bappenas. Bahkan proyek ini telah diumumkan secara resmi di laman web Perdana Menteri Australia sebagai bentuk konkret kemitraan antarnegara.
“Bayangkan perjuangan kita selama hampir tiga tahun dari negosiasi antarinstansi hingga ke kementerian kini membuahkan hasil yang luar biasa ini bukan lagi rencana tapi komitmen bersama dua negara,” ucapnya.
Selain Bank Kaltimtara, beberapa bank besar seperti Bank Mandiri dan Bank Negara Malaysia (Bank Malai) juga menyampaikan ketertarikan untuk ikut serta dalam sindikasi pembiayaan. Dukungan ini dinilai menjadi indikator kuat bahwa proyek tersebut memiliki daya tarik tinggi tidak hanya dari sisi sosial tetapi juga finansial.
“Investasi di sektor kesehatan yang dikelola profesional dan transparan seperti ini akan menguntungkan semua pihak baik publik, pemerintah, maupun investor,” pungkasnya.
(*)