POLITIKAL.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membongkar kasus kecurangan beras.
Amran Sulaiman mengatakan, sekitar 80% beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang beredar di pasar adalah hasil oplosan.
Ia mengatakan hal itu merupakan hasil laporan yang diterimanya dan kini Satgas Pangan sudah turun ke lapangan.
Parahnya, menurut Amran, hanya sekitar 20% beras SPHP yang sesuai aturan pemerintah.
Amran mengatakan temuan ini berasal dari adanya anomali harga. Di mana dalam kurun waktu tiga bulan berturut-turut, harga di tingkat petani turun sementara harga beras di tingkat konsumen naik.
"Kalau dulu kami pengalaman 7 tahun di kabinet ini alasan selalu mengancam pemerintah. Dan itu kami mengecek langsung, bahwa harga naik stoknya hanya 1 juta waktu itu, impor. Jujur kami merasakan tekanan luar biasa dulu 5, 6 tahun di Rakrotas Ratas di sidang kabinet. Kami mencoba mengecek karena kesempatan ini langka terjadi karena stok banyak," kata Amran saat Raker dengan Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (2/6/2025).
Akhirnya, lanjut Amran, pihaknya menurunkan tim bersama Satgas Pangan untuk mengecek di 10 provinsi. Pihaknya mulai mengecek satu per satu mulai dari beras premium hingga medium serta menggunakan 13 laboratorium. Hasilnya, sebanyak 85% dari 212 merk yang diuji tidak sesuai dengan ketentuan.
Mayoritas beras yang dijual di pasaran, baik dalam kategori premium maupun medium, menunjukkan tidak sesuai volume, tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET), tidak teregistrasi PSAT, dan tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan Permentan No.31 Tahun 2017.
Setelah membongkar kasus kecurangan beras, Amran mengatakan ada seseorang petinggi yang memintanya untuk berhati-hati. Sebab, kasus itu disebut melibatkan orang besar.
"Kami mengerti bahwa dampaknya bahkan kemarin kami ditegur khusus oleh petinggi, kami tidak sebut namanya. Bahwa harus hati-hati dengan itu. Kami katakan Kami merugikan negara merugikan rakyat merugikan petani merugikan konsumen. Jadi kami betul-betul persiapkan dengan baik," jelas Amran.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai perkataan tersebut, Amran menerangkan sosok tersebut merupakan teman sekaligus sahabatnya. Permintaan hati-hati itu dilayangkan karena melibatkan orang besar.
(*)