IMG-LOGO
Home Advertorial DPRD Kaltim Soroti Dampak Ekonomi Program Makan Gratis: Permintaan Petani Naik
advertorial | umum

DPRD Kaltim Soroti Dampak Ekonomi Program Makan Gratis: Permintaan Petani Naik

oleh VNS - 02 Juni 2025 00:59 WITA
IMG
DIWAWANCARAI - Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis (Istimewa)

POLITIKAL.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah pusat bukan hanya menjadi jawaban atas isu gizi anak sekolah, namun juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di sektor pertanian.Di Kalimantan Timur, program ini mulai menunjukkan efek berantai yang positif terhadap petani dan pelaku usaha kecil.


Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Ananda Emira Moeis, menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan lokal yang menjadi penopang utama program tersebut. Ia menyebut, dapur-dapur penyedia makan bergizi kini menjadi pasar baru yang menjanjikan bagi petani lokal.


“Permintaan bahan pangan segar meningkat tajam, karena dapur program makan bergizi lebih memilih suplai lokal. Ini membuka pasar yang stabil bagi petani kita,” ujar Ananda.


Namun, ia menegaskan bahwa tanpa dukungan permodalan dan pembinaan, petani lokal berisiko tidak mampu memenuhi permintaan yang terus bertumbuh. Oleh sebab itu, politisi PDI Perjuangan ini mendorong agar pemerintah menyediakan skema pendanaan mikro dan akses pembiayaan murah bagi petani.


“Petani kita punya potensi, tapi banyak yang terhambat karena minim modal. Pemerintah harus hadir memberikan solusi agar suplai tetap lancar dan kualitas terjaga,” tambahnya.


Program Makan Bergizi Gratis telah berjalan di 27 sekolah di Kaltim, mencakup jenjang TK hingga SMA di tiga daerah: Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara. Salah satu dapur terbesar, yang dikunjungi langsung oleh Ananda di Kutai Kartanegara, sanggup melayani hingga 3.500 porsi makanan setiap hari.


“Pak Tigor, pemilik dapur itu, menyuplai ribuan porsi setiap hari dan seluruh bahan bakunya dari petani lokal. Inilah potensi ekonomi baru yang harus dijaga,” tuturnya.


Ananda juga mengingatkan pentingnya sinergi antar-organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pertanian untuk memastikan keberhasilan program secara menyeluruh, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.


“Program ini harus jadi bagian dari pembangunan lintas sektor. Gizi anak-anak kita baik, petani kita sejahtera, dan ekonomi lokal bergerak,” pungkasnya.


(Adv)