IMG-LOGO
Home Arah Politik Nama Kapal Mirip Presiden Jokowi Viral, Simbol Politik di Tengah Polemik Tambang Raja Ampat?
arah politik | umum

Nama Kapal Mirip Presiden Jokowi Viral, Simbol Politik di Tengah Polemik Tambang Raja Ampat?

oleh VNS - 09 Juni 2025 15:38 WITA
IMG
Kolase Nama Kapal Mirip Presiden Jokowi (Kiri) dan Kapal Mirip Nama Istrinya (Kanan) (Istimewa)

POLITIKAL.ID - Polemik tambang nikel di Raja Ampat kembali memanas, kali ini bukan hanya karena dampak lingkungannya, tetapi juga karena kehadiran kapal-kapal pengangkut bijih nikel yang viral di media sosial lantaran memiliki nama menyerupai Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara, Iriana.

Beberapa video yang diunggah warganet memperlihatkan deretan kapal yang dinarasikan tengah melakukan aktivitas bongkar muat bijih nikel di kawasan perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Yang menarik perhatian, kapal-kapal itu menggunakan nama lambung seperti JKW Mahakam dan Dewi Iriana.

Kemiripan nama tersebut langsung menyulut spekulasi publik. Tak sedikit yang menilai penggunaan nama tersebut sebagai bentuk simbol politik atau bahkan sinyal afiliasi kekuasaan dalam operasi pertambangan di kawasan konservasi laut nasional itu.

Mengutip Keterbukaan Informasi BEI, PT PSS rupanya baru didirikan oleh PT PSSI pada tahun 2023. Perusahaan ini fokus pada bisnis angkutan barang tambang. Selain PT PSS, kapal-kapal dengan nama JKW dimiliki perusahaan lain yakni PT Permata Lintas Abadi (PLA), PT Sinar Pasifik Lestari (SPL), dan PT Glory Ocean Lines (GOL).

Berikut rincian lengkap kepemilikan Kapal JKW:

-          Kapal JKW Mahakam 1: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal JKW Mahakam 2: PT Glory Ocean Lines

-          Kapal JKW Mahakam 3: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal JKW Mahakam 5: PT Sinar Pasifik Lestari

-          Kapal JKW Mahakam 6: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal JKW Mahakam 7: PT Permata Lintas Abadi

-          Kapal JKW Mahakam 8: PT Sinar Pasifik Lestari

-          Kapal JKW Mahakam 10: PT Pelita Samudera Sreeya

Sama dengan kapal-kapal dengan nama lambung JKW, sebagian kapal-kapal dengan nama Dewi Iriana ini dimiliki oleh perusahaan PT PSS dan perusahaan induknya yaitu PT PSSI. Berikut rincian lengkap kepemilikan Kapal Dewi Iriana:

-          Kapal Dewi Iriana 1: PT IMC Peliata Logistik Tbk

-          Kapal Dewi Iriana 2: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal Dewi Iriana 3: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal Dewi Iriana 5: PT Pelita Samudera Sreeya

-          Kapal Dewi Iriana 6: PT Sinar Pasifik Lestari

-          Kapal Dewi Iriana 8: PT Permata Lintas Abadi

Pelacakan rute Kapal JKW Mahakam Beberapa kapal dengan nama JKW Mahakam ini bisa dilacak rutenya melalui laman vesselFinder, ini merupakan situs web pelacakan kapal yang populer di kalangan para pelaut yang menyediakan data real-time tentang posisi dan pergerakan kapal di seluruh dunia.

Aplikasi ini menggunakan jaringan AIS (Automatic Identification System) global untuk memantau kapal. Misalnya Kapal JKW Mahakam 5, posisi terakhir kapal ini yakni berlabuh di Pelabuhan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kemudian Kapal JKW Mahakam 7, posisi terakhirnya terlacak di Pelabuhan Panjang, Lampung. Kapal JKW Mahakam lainnya yang bisa dilacak di vesselFinder adalah JKW Mahakam 3, kapal ini terakhir terlacak berada di Pelabuhan Bunati, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

 Masing-masing data pelacakan kapal JKW Mahakam lainnya yakni JKW Mahakam 1 terlacak terakhir berlabuh di Pelabuhan Palembang, JKW Mahakam 2 ada di Pelabuhan Banjarmasin, JKW Mahakam 7 berada di Pelabuhan Kendari. Sementara untuk Kapal Dewi Iriana, posisinya tak bisa dilacak dari vesselFinder karena berstatus sebagai kapal tongkang sehingga tak dilengkapi dengan AIS.

Publik di media sosial bahkan sempat menyuarakan kekhawatiran bahwa simbol-simbol kekuasaan sedang digunakan untuk membungkam kritik atau menciptakan kesan legitimasi terhadap aktivitas yang mendapat tentangan luas, terutama dari aktivis lingkungan dan masyarakat adat Papua Barat Daya.

Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat telah lama dipertanyakan oleh pegiat lingkungan, karena dinilai mengancam keanekaragaman hayati laut. Kini, dengan adanya kapal-kapal berlabel nama presiden dan ibu negara, gelombang kritik diperkirakan akan semakin besar.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak perusahaan pemilik kapal, maupun dari Presiden RI ketujuh, Jokowi  terkait kemiripan nama tersebut.

(Redaksi)